PERJALANAN MENUJU TAQWA

 

                               

PERJALANAN MENUJU TAQWA

oleh: muhammad najmi hanif

    Sebelum menceritakan kisah ini saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, namaku Muhammad Najmi Hanif, lebih akrab dipanggil Najmi, aku adalah anak ke dua dari empat bersaudara, aku lahir di Pekalongan pada tanggal 27 Agustus 2004, saat ini aku  menjadi siswa kelas XII di “Sekolah Menengah Kejuruan Al-Qur’an Dan Dakwah Alam”

 

    Cerita ini  dimulai Ketika aku duduk di bangku “SD”, saat itu aku belum mengenal apa itu cita-cita dan tujuan hidup, kehidupanku saat itu seperti halnya selembar daun yang berada di tengah derasnya arus sungai, hanya mengikuti arusnya tanpa mengetahui tujuan akhirnya, pernah ustadzku menanyakan cita-cita ku, dan aku hanya bisa menjawab dengan kata “tidak tahu”,  dan ternyata orang tua, saudara, dan temanku pun menanyakan pertanyaan yang sama, dan aku hanya dapat menjawabnya dengan jawaban yang sama, singkat cerita  ketika lulus “SD” aku  telah berhasil menghafal satu juz Al-Qur’an yang mana tiga juz tersebut akan menjadi modalku Ketika melanjutkan ke jenjang yang selanjutnya (walaupun cuma hafal lewat)

 

    Setelah kelulusan di “SD”, aku sudah berniat melanjutkan Pendidikan di sekolah yang sama dengan kakakku, yaitu sekolahan berbasis pondok pesantren yang berada di desa Krincing kecamatan Secang kabupaten Magelang, nama sekolah tersebut  ‘’SMPIT ADA’’ , ternyata ayahku juga berniat menyekolahkan di sekolah tersebut, tanpa ada pilihan kedua, akupun mendaftar di sekolah tersebut

 

    Tahun pertamaku di “SMP IT ADA” ternyata tidaklah mudah, aku merasa di beri banyak cobaan oleh ALLAH SWT, salah satunya aku belum bisa beradaptasi sepenuhnya dengan lingkungan pondok pesantren, dari program, teman, dan makananya, dari mulai program nya aku merasa terlalu padat, karena di sekolahan tersebut selain waktu belajar formal, ternyata ada waktu menghafal Al-Qur’an juga, belum lagi waktu tidur, makan, dan juga waktu mencuci, tidak seperti dirumah, yang makan sudah tersedia, mencuci tingggal masukin mesin cuci, dan pokoknya enaklah, semua serba tersedia,  dan juga teman-temanku di sekolah tersebut juga tidak hanya dari jawa, tapi juga dari luar jawa sehingga banyak teman-teman yang adatnya berbeda dengan adat orang jawa, sehingga dari cara berinteraksinya juga berbeda, dampaknya biasanya sering terjadi slek  antar daerah, yang kemudian terakhir dari makananya yang seperti di rumah, makanan disana telah diatur dari mulai menunya yang seadanya dari porsinya yang juga dibatasi, kemudian cara makannya yang berjamaah menggunakan nampan, akan tetapi dari kesusahan-kesusahan tersebut, banyak sekali perubahan dan pelajaran hidup yang aku dapat, salah satunya bisa hidup mandiri, yang dulu ketika dirumah, jika ada masalah selalu ada orang tua, akan tetapi ketika dipondok aku belajar untuk menyelesaikan masalahku sendiri, dan banyak  sekali hal-hal baru yang hanya bisa kudapatkan di pondok pesatren

 

    Akhirnya setelah bermujahadah  di SMP IT ADA selama tiga tahun, tibalah waktuku untuk melaksanakan ujian kelulusan, akan tetapi ALLAH SWT berkata lain, yaitu dengan datangnya wabah penyakit Covid-19, yang membuat ujian kelulusan (tidak) seperti ujian, kemudian aku berada di rumah hampir empat bulan lamanya, delapan juz hafalan yang kudapatkan di “SMP IT” pun kurang terjaga Ketika berada di rumah, bahkan acara wisuda kelulusanpun tidak diadakan

 

    Setelah empat bulan lamanya berada di rumah, tibalah bagiku untuk kembali bersekolah, sebenarnya aku ingin bersekolah di pondok pesantren lain, akan tetapi banyak faktor yang membuat aku akhirnya bersekolah di ”SMK ADA”, salah satunya  dukungan dari orang tua, dan juga kakakku  yang ingin aku tetap melanjutkan hafalan al-qur’an, dan yang terakhir,  “SMK ADA” sebenarnya masih berada di bawah Yayasan yang sama dengan “SMP IT ADA”, sehingga tidak sulit bagiku untuk beradaptasi kembali jika aku bersekolah disana, alhasil sama seperti ketika SD, tanpa ada pilihan kedua, akupun mendaftar

 

    Pada saat kelas satu “SMK” kami tidak diizinkan keluar dari lingkungan sekolah karena saat itu sedang ada wabah Corona sampai-sampai sholat jum'at pun kami laksanakan di pondok pesantren darul mukhlasin yayasan “SMK” ada, akan tetapi hal tersebutlah yang malah   membuatku lebih fokus mengikuti program yang ada di “SMK ADA”

 

    Salah satu program di “SMK” ada yaitu khuruj fi sabilillah,  yang artinya keluar di jalan ALLAH,     ringkasnya khuruj bertujuan untuk meningkatkan iman dengan cara beri’itikaf di masjid, serta mengajak orang-orang untuk melaksanakan sholat secara berjamaah di masjid, menurutku banayak manfaat yang bisa di dapat ketika khuruj, salah satunya bisa berkeliling di berbagai daerah, bahkan bisa sampai ke luar negeri (kalau mau), kami belajar khuruj selama empat puluh hari setiap tahunya, tetapi ditahun pertama tidak diadakan khuruj, karena ada wabah Corona dan akan dilaksanakan di tahun ke tiga, alhasil sekarang aku sudah menyelesaikan khurujku yang ke dua, mungkin khurujku yang ke tiga akan diadakan setelah acara kelulusan

 

   

    Tak terasa waktu berlalu, dan kini aku berada di kelas tiga “SMK”, waktu yang kulewati terasa seperti mimpi, baru saja kemarin lulus “SD” sekarang sudah di penghujung “SMK”,    Bagaimanapun keadaan kita, mau sedih, bahagia, waktu tidak pernah berhenti menunggu. waktu tetap berjalan, itu kata-kata mutiara dari novel “RINDU” oleh “Tere Liye” yang pernah kubaca, disitulah aku baru menyadari akan pentingnya waktu, mulai saat ini aku akan berusaha untuk lebih menghargai waktu, dengan melakukan yang terbaik di waktu sekarang, tidak menyesali apa yang telah lalu, dan tidak mengkhawatirkan apa yang akan datang

   

 

    Sebagaimana kehidupan pemuda pada zaman sekarang, yang mereka habiskan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, sehingga aku merasa bersyukur masih disibukkan di sekolahan yang mempunyai basic pondok pesantren, dan juga da’wah, sehingga diriku dapat merasakan kehidupan pemuda yang seperti Imam Syafi’i katakan dalam sumpahnya, yang beliau tidak pernah bersumpah kecuali sekali, ”demi ALLAH SWT kehidupan pemuda itu ada pada ilmu dan taqwa”,  dengan bersekolah di “SMK” ada, aku mendapatkan  ilmu dengan belajar formal maupun belajar agama dan kudapatkan taqwa dengan khuruj fi sabilillah

 

 

    Akhir kata kuucapkan terimakasih kepada ustadz-ustadz yang telah membimbingku dengan kesabaran dan kasih sayang, kemudian untuk teman-temanku yang selalu bersama dalam keadaan susah maupun senang, dan yang terakhir untuk sekolahku “SMK ADA” yang semoga dapat terus mencetak generasi-generasi terbaik, yang kelak akan menjadi pemimpin- pemimpin bangsa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

Copyright © SMK ADA. Designed by OddThemes