KU SEBRANGI PULAU – PULAU DEMI TUJUAN YANG MULIA

 



KU SEBRANGI PULAU – PULAU DEMI TUJUAN YANG MULIA

 

oleh: Muhammad Saad Wahid

            Di suatu malam ada seorang anak yang sedang bimbang dalam memilih tujuan hidupnya karena dia telah menyelesaikan Pendidikan smp nya, nama anak itu adalah Saad, dia hidup dalam lingkungan rumah yang agamis, anak ini bertempat tinggal di daerah Timika, Timika adalah suatu kota di provinsi Papua, satu provinsi dengan kota Merauke yang menjadi ujung negara Indonesia bagian timur, dan juga kota Timika adalah kota yang paling dekat dengan PTFI (pt.freeport Indonesia) yaitu tambang emas paling besar di Indonesia bahkan dunia.

            Setelah ia lulus dari smp nya yang berada di daerah jawa timur, ia pun langsung pulang ke kampung halamannya di Timika, setelah melewati banyak kesulitan di perjalanan (pada saat insiden corona sedang panas - panasnya), akhirnya ia sampai di rumahnya dan banyak sanak keluarga yang menyambut kedatangannya, Saad pun tersenyum lebar tanda kebahagian yang ia rasakan di hari itu.

            Di Hari – harinya selama liburan di rumah, ia selalu senang, selalu ceria, selama 24 jam waktunya, ia gunakan hanya untuk bersenang – senang, di pagi hari ia gunakan untuk bermain hp sampai waktu dzuhur, di siang hari setelah sholat dzuhur, ia gunakan untuk makan juga tidur, dan di malam harinya pun ia juga memakainya hanya untuk makan dan bermain hp sampai tengah malam, setelah ia merasakan ngantuk barulah dia akan tidur.

            Ia menjalani hari – harinya seperti itu bukan hanya selama satu minggu dua minggu, tapi berbulan – bulan lamanya, persisnya enam bulan, berat badan yang awalnya 75 kg, selama enam bulan langsung naik hingga 125 kg, perubahan yang sangat signifikan bukan ?, bagaimana tidak, anak itu sangat lahap dengan makanan, setiap perutnya terasa kosong ia langsung ke ruang makan di rumahnya dan memakan semua jenis lauk yang ada di meja makan, dan dia tidak akan berhenti sebelum perutnya terasa kenyang yaitu setelah tambah satu piring atau dua piring dengan porsi yang tidak wajar.

Hingga suatu hari ia disuruh untuk menjadi imam sholat maghrib di masjid depan rumahnya, masjidnya lumayan besar memiliki empat tingkat dan memiliki luas yang cukup untuk jamaah sholat hingga ratusan orang, ia mendapat tugas untuk mengimami sholat maghrib, ia agak gugup karena ia harus mengeraskan suaranya pada saat mengimami nanti, dan pada akhirnya ia menyelesaikan tugasnya dengan lumayan lancar dan ia pun dapat kembali bernafas dengan lega.

Namun, di esok harinya ia mendapatkan “sesuatu” yang sangat ia benci ketika ia mendengarnya yaitu, “Saad sudah berapa juz hafalannya?”, itulah “sesuatu” yang sangat ia benci, pertanyaan itu banyak ditanyakan oleh bapak – bapak jamaah masjid yang mengira bahwa Saad sudah memiliki banyak hafalan qur’an, karena setahu mereka Saad mondok tiga tahun di daerah Jawa timur tepatnya di ponpes al – fatah temboro, pondok pesantren yang mencetak sangat banyak hafidz qur’an dan juga pemuda – pemuda yang alim di dalam perkara agama tetapi, Saad tidak mengambil program tahfidz, ia mengambil program diniyyah formal, maka dari itu, ia tidak memiliki hafalan al – qur’an  selain juz 30 dan surah – surah yang sudah umum di hafal oleh orang – orang.

Semenjak kejadian itu, entah kenapa di hari- hari selanjutnya pertanyaan itu semakin banyak ia dapatkan yang awalnya hanya di dapatkan di lingkungan masjid, namun sekarang ia juga mendapatkannya di lingkungan keluarga nya, semakin hari pertanyaan itu semakin memenuhi kepalanya, dan pertanyaan itu telah menjadi “Trending topic” di otaknya, hingga berhari – hari lamanya.

Hingga pada suatu malam ia berbicara dengan dirinya sendiri, tentang apa tujuan hidupnya setelah lulus smp ini, apakah ia akan menjadi menjadi orang yang alim dalam agama ataukah ia akan menjadi hafidz al qur- an 30 juz ?, ia pun memikirkan kedua pilihan itu dengan sangat serius, setelah berpikir cukup lama, ia pun diam dan menghela nafasnya, ia sudah memilih pilihannya, dan ia sudah menanamkan pilihan itu di dalam hatinya yang terdalam, bahwa tujuan hidupnya yang selanjutnya adalah menjadi hafidz al qur- an 30 juz.

Setelah bangun dari tidurnya yang sangat nyenyak, ia pun langsung persiapan untuk melaksanakan  kewajibannya di pagi hari, setelah semua kewajiban tertunaikan, ia mendatangi ayahnya untuk berbincang – bincang mengenai pilihannya tadi malam, setelah berbincang ia pun mendapat satu pilihan sekolah tempat ia akan memulai menghafal al – qur’an , tempat itu bukan temboro lagi, tapi Krincing lah yang menjadi pilihannya.

Akhirnya ayahnya pun memesan tiket pesawat tujuan Bandara Juanda Surabaya, “kenapa tidak lewat Jogja aja ?, kan lebih dekat dengan Krincing”, ia pun harus datang ke temboro untuk mengambil ijazahnya selama satu minggu, setelah semua selesai, ia pun langsung berangkat ke krincing.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya ia pun sampai di desa Krincing, ia tiba pada malam hari yang dingin, ia segera mendatangi rumah yang sudah di bangun oleh sang nenek untuk cucu – cucunya yang mondok di krincing rumah itu letaknya cukup dekat dari pondok, sesampainya dirumah ia mandi kemudian langsung istirahat, ia butuh banyak istirahat supaya dapat leluasa mengurus kepindahannya di esok hari.

Di esok harinya ia datang bersama ayahnya ke satu rumah di desa itu, rumah itu adalah rumah pak Puji kepala sekolah SMK ADA Krincing, ia datang utuk mengurus kepindahannya ke SMK ADA, kesan pertamanya kepada pak Puji adalah beliau selalu bersemangat di manapun dan kapanpun, beliau juga orang yang sangat sabar dalam menghadapi murid – muridnya.

Urusan perpindahan dan pendaftaran pun akhirnya selesai juga, sekarang Saad sudah resmi menjadi murid di SMK ADA, ia pun segera Kembali ke rumahnya untuk mengambil barang – barangnya dan di bawa ke kamarnya di SMK. Dan ia pun sudah mulai tidur di kamar itu, dan hari itu menjadi hari pertamanya di SMK ADA.

Menghafal al – qur’an di sekolah ini tidak semudah yang ia pikirkan, ia juga memiliki kewajiban untuk masuk kelas pelajaran formal yang memakan waktu pelajaran yang cukup panjang dan juga cukup membuatnya jenuh yaitu tiga jam pelajaran formal itu terasa sangat lama dan membosankan baginya.

Saad memiliki target setoran yang cukup banyak yaitu dalam sehari menyetor lima halaman al – qur’an, ia pun menghitung waktu yang dapat ia gunakan untuk menghitung waktu yang dapat ia gunakan untuk menghafal, pada saat menghitung, ia tersadar bahwa waktu yang diberikan sekolah untuk program tahfidz tidak cukup baginya untuk menghafal lima halaman, lewat di kepalanya “ngaji malam sampai jam 12 lewat bisa gak ya?”, jawabannya “tidak bisa”, ia tidak kuat menahan rasa ngantuk apabila rasa itu sudah datang, maka muncullah di kepalanya satu ide “cemerlang” baginya, yaitu bolos pelajaran formal dan memakai waktu formal sebagai waktu tambahan  untuk mencapai target hariannya dengan dalil bahwa pelajaran formal sangat lama dan membosankan baginya, sehingga ia merasa bahwa jam waktunya terbuang sia – sia.

Namun ide itu ia buang jauh – jauh karena ia mengingat nasehat gurunya yaitu “tempatkan lah sesuatu pada tempatnya  waktunya ngaji, ngaji dan waktunya formal, formal. Jangan sampai dzolim dalam menempatkan waktu”. Ia pun mentaati nasehat itu, dan hanya mengaji pada waktu yang sudah dimusyawarahkan dan tidak menyentuh waktu yang sudah ditetapkan program lain di dalamnya.

Segala puji bagi Allah, dengan berkah taat nasehat guru dan taat musyawarah kemampuan menghafal Saad semakin bagus, cepat, dan juga semakin lancar, lima halaman yang orang – orang  menganggapnya sangat sulit untuk di hafal dalam waktu sehari, bagi Saad itu adalah hal yang mudah dilakukan dalam sehari. Saad pun semakin semangat dalam mengejar target hariannya.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, tak terasa sekarang ia sudah memasuki tahun ke tiga di SMK ADA, banyak suka dan duka yang sudah ia hadapi selama sekolah disana dan dengan rahmat Allah ia sudah memiliki banyak hafalan qur’an, ketika naskah ini ditulis ia sudah memiliki hafalan qur’an sebanyak tiga puluh (30) juz artinya ia sudah berhasil menjadi  hafidz al qur’an dan ia sekarang sedang mengejar target kubro (simaan 30 juz sekali duduk) semoga Allah SWT memberkahi hafalan qur’annya dan bermanfaat bagi dirinya dan umat seluruh alam. Aamiin.

@saad_at345

 

 

 

Posting Komentar

Copyright © SMK ADA. Designed by OddThemes