DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN
Oleh: Arief Budiman
Assalamu’alaikum Wr Wb
Hai
teman-teman perkenalkan nama saya Arief Budiman, saya lahir di kubu
raya,Pontianak,Kalimantan Barat. Pada tanggal 7 Maret 2005, saya anak tunggal
akan tetapi sebelum ayah menikah dengan ibu, ayah itu sudah menikah dengan
istri pertama dan memiliki tiga orang anak, walaupun hanya saudara seayah, tapi
mereka tetap saudara kandungku. Saya ingin bercerita sedikit tentang sebuah
pengalaman hidup di masa-masa sekolah.
Alhamdulilah
sebelum saya masuk di dunia sekolah, ibu saya selalu mendidik saya dengan baik
dari mulai mengenalkan angka-angka dan huruf-huruf dan bagaimana cara membaca
dan menghitung kepada saya. Saya masuk
SD saat umur enam tahun setengah, saya sekolah di SD N 06
Kubu,kec.Kubu,Kab.Kubu raya,Pontianak,Kalimantan Barat .Dan setelah saya masuk SD,Alhamdulillah
prestasi saya sangat baik dari kelas satu sampai kelas empat saya selelu
memperoleh pringkat pertama. Akan tetapi, saat saya kelas lima SD, entah kenapa
prestasi saya agak menurun pada semester pertama dan kedua peringkat saya turun
menjadi peringkat ke tiga, pada waktu itu saya dimarahi orang tua dan di
pertanyakan, kenapa arief tiba-tiba peringkat nya menurun…?
Disitu
saya sangat panik dan kecewa sekali tapi alhamdulillah nya ini pada semester
kedua kelas lima itu, saya terpilih untuk mewakili sekolah lomba pidato tingkat
kecamatan, sebenarnya tidak mau, akan tetapi apa salahnya mencobakan,
”bismillah beranikan diri dari sekarang” ujar kepala sekolah, disitulah saya
mulai memberanikan diri untuk mengikuti lomba tersebut, dan alhamdulillah saya
dapat mencapai tingkat provinsi.
Pada umur
ke dua belas tahun setelah saya lulus SD, saya mendaftarkan diri di SMPN 10
SATAP Kubu raya, tempatnya ini lumayan pelosok dan pada waktu SMP, saya juga
baru bisa mengendarai sepeda motor, saat kami pergi ke sekolah itu harus
pelan-pelan mengendarai motornya, kalua kencang-kencang antar dua aja kalau
nggak motornya cepat rusak ya jatu. Di SMP inilah saya agak merasa kesulitan, saingan makin banyak,
pelajaran nya bertambah, namun tetap mengikuti dengan senang hati. Saat acara
perpisahan kakak kelas, kami anak-anak kelas tujuh menampilkan sebuah drama
dengan bertema”MALIN KUNDANG”yaitu cerita tentang seorang anak yang durhaka
kepada orang tuanya kemudian di kutuk menjadi batu. Dan kesalnya saya ini,
entah kenapa yang dipilih oleh guru saya jadi pemeran utamanya si malin kundang
itu saya. Wah-wah di situ saya nggak terima, gak malahkan jadi begituan. Saya
langsung protes ke bu guru:
Saya :
izin bu…
Bu guru : iya arief,ada apa?
Saya : masa saya yang jadi malin
kundangnya,saya kan orang nya tidak seperti itu bu…?
Bu guru : yaa…gak apa-apa kamu aja lah,lagian
inikan cuma drama kok!
Ardan(teman saya ) : iya tu
rief,udah kamu aja!!!
Saya : Astagfirullah…
Bu guru : terus gimana kamu aja ya,nanti ibu pandu
kok penampilannya
Saya : tapi buu…
Bu guru : udah gak apa-apa
Disitu
terpaksa saya yang harus menjadi malin kundangnya ,hari demi hari telah kami
lalui dengan latihan yang sangat serius. Tibalah hari puncaknya,tamu-tamu undangan
pun mulai berdatangan , saat saya melihat tamu undangan yang begitu ramainya,
kaki saya mulai bergetar dan jantung berdetak dengan kencangnya. Saya merasa
panik , tapi demi suksesnya drama ini saya menarik nafas lalu menghembuskannya
sambil mengucapkan bismillah…bismillah…bismillah.Setelah acara
sambutan-sambutan, dilanjutkan dengan acara hiburan dan saya Bersama
rekan-rekannya tampil dengan maksimal dan berusaha keras agar dapat menghibur
para tamu undangan.
Pada
tahun kedua di SMP saya kembali merasakan kesulitan dalam pembelajaran karena pada saat itu, ibu membelikan saya hp, niat ibu memberikan
hp kepada saya untuk belajar eh ternyata saya menyalah guna kan barang
tersebut. Semenjak ada hp setiap hari
saya tidur sampai larut malam untuk bermain game. Tak terasa waktu terus
berjalan dan sekarang kami sudah naik kelas sembilan. Pada tahun ketiga saya di
SMP, timbullah isu-isu datangnya sebuah virus yang dapat membuat manusia jatuh
sakit, sesak nafas dan juga dapat membuat orang-orang mengalami kematian . Pada
saat proses pembelajaran mulai terganggu , kami tidak dapat lagi belajar di
sekolah karena saat itu orang-orang harus menjaga jarak, memakai masker dan
tidak sering keluar dari rumah. Jadi kami semua harus belajar dirumah. Disitu
saya berpikir tidak seru sekali belajar seperti ini.
Kami
UAS hanya datang ke sekolah ambil tugas terus pulang lagi kerumah, Kalau
dipikir enak bisa liat hp tapi terasa ada yang kurang gitu, gak ada
tantangannya dan pada saat itupun UN ditiadakan dan kami mau lulus pun acara
perpisahan ditiadakan”gak seru banget kan”dari tahun pertama dan kedua sibuk
ngurusin perpisahan orang eh pas kami lulus gak ada acara.
Tahun
2020 akhir bagi saya belajar di SMP, pada bulan ramadhan ancang-ancangnya sih
daftar SMA dikampung, Akan tetapi saat pengakhiran bulan Ramadhan abang kedua
saya datang dari pondok pesantren DARUL MUKHLASIN Krincing, Secang, Magelang,
Jawa Tengah, jauh bangetkan. Kata abang saya, sebenarnya sih gak mau pulang ,
ya karena virus itu semua pondok di tutup dan santri nya dipulangkan. Disitu
saya merasa senang banget sih ketemu sama dia, karena seumur hidup saya baru
dua kali ketemu jadi sebenarnya ini kami
empat bersaudara terpisah sejak kecil.
Jadi
saat abnag pulang kerumah ayah,
ibu, nenek, kakek dan keluarga
lainnya itu senang sekali melihat perilaku abang saya rajin , ngaji dan kalau
berbicara sopan rajin bantu-bantu. Ketika abang saya pergi untuk silaturahmi,
nenek berbicara kepada saya, “lihat tu abangmu rajin, solat gak pernah
ketinggalan”, ujar nenek saya. “Iya anak pondokan kerjaannya dipondok seperti
itu”,jawab saya.
Singkat
waktu bulan ramadhan pun berakhir dan lebaran pun sudah lewat, Saat itu saya
sudah setengah perjalanan mendaftar SMA di kampung, akan tetapi abang saya
bilang ikut abang aja kepondok daripada kamu daftar SMA, di pondok nanti kamu
bisa ngaji terus dan dan solatnya terjaga ini juga sebuah perkara yang dapat
membantumu diakherat kelak dan tidak untukmu sendiri kamu juga bisa membantu
ayah, ibu dan keluarga lainnya, akan menjadi bekalmu nanti. Dan saya pun
berfikir iya juga sih, tapi saya masih ragu mau ikut abang ke pobdok, abang
terus mengasih saya arahan bahwa akan pentingnya menjadi anak yang soleh.
Suatu
hari saya mengiyakan untuk ikut abang ke pondok, akan tapi Kembali lagi hati
saya ragu tapi kali ini bukan karna mau ke pondok atau tidak ,tapi kali ini
saya ragu untuk berbicara kepada ibu. Singkat waktu saya berbicara pelan-pelan ke ibu bahwa ingin
ikut abang ke pondok,terus ibu bilang ke saya, ya terserah kamu tapi bisa nggak
daftar pondok yang sambil sekolah, abang
yang tepat di samping saya pun memperkenalkan sebuah sekolah yang bisa belajar
formal sambil menghafal Al Qur'an yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Al Qur'an Dan
Dakwah Alam (SMK ADA), kata ibu ya udah di situ aja, saya pun menuruti
perkataan ibu dan saya pun merasa sangat senang karena dibolehkan untuk mondok.
Saya
daftar di SMK ADA lewat online dan kerennya itu mudah sekali daftarnya, setelah
saya diterima 5 juli 2020 saya berangkat ke Magelang,Jawa Tengah Bersama abang
dan santri-santri dari Kalbar yang mondok di sana, saya berangkat menggunakan
pesawat dan itu pertama kalinya saya naik pesawat. Di Bandara saat saya ingin
check in di situlah tangisan dari keluarga pun mengiringi perjalanan saya, kami
berangkat 07:00 WIB dan tiba di bandara Jakarta pada pukul 08:15 WIB, kami
menunggu setelah setengah jam disitu kemudian kami lanjut naik pesawat pukul
08:45, saat pesawat ingin terbang saya merasa takut sekali apalagi saat di atas
tubuh pesawat mengenai awan-awan tebal itu
sangat bergetar sekali pikiran saya kemana-mana karena banyak kejadian
pesawat jatuh. Pukul 10:00 WIB kami tiba di yogyakarta dan dilanjutkan
perjalanan menggunakan travel, pada siang itu kami tiba di pondok DARUL
MUKHLASIN II dan awalnya anak-anak SMK masih berkumpul di gedung SMP, pertama
kali saya memasuki ruangan tersebut sudah penuh dengan anak-anak SMK.
Mereka
pun mendekati saya dan terus-menerus bertanya, siapa namamu, dari mana asalmu.
Disitulah awal saya mengenal
orang-orang yang provinsinya berbeda-beda.Satu bulan kemudian kami anak-anak
SMK pindah ke gedung SMK, yang tidak beberapa jauh dari pondok, singkat waktu
pada tahun pertama saya sebenarnya lumayan merasa kesulitan karena jauh dari
orang tua.Akan tetapi, saya berpikir mulai dari inilah untuk membiasakan hidup
mandiri, dan Alhamdulillah setelah saya masuk SMK ADA sholat saya dan kami di
SMK selalu mengaji dan menghafalkan Al Qur'an. Akhlak saya pun mulai terta
dimana yang dulu sering membantah sekarang sudah tidak lagi, kami di SMK selalu
diajarkan kebaikan dan bagaimana untuk selalu
di senantiasa taat kepada Allah SWT dan di SMK ini mempunyai program
dakwah khuruj fii sabilillah. Khuruj fii sabilillah ini kami diajarkan untuk
memperbaiki diri memakmurkan masjid-masjid dan mengajak orang-orang untuk
sholat berjama’ah.
Saat
perpulangan pada tahun pertama yaitu pada awal ramadhan saya pulang kerumah
dengan menaiki pesawat, pada saat itu pesawat yang saya naiki berbenturan
dengan cuaca yang kurang baik. Pesawat
tersebut bergetar tidak henti-hentinya, disitu saya selalu berdzikir kepada
Allah SWT. Untuk selalu meminta
keselamatan, akan tetapi hujan semakin deras sehingga membuat pesawat kami
tidak dapat mendarat di bandara karena awan juga semakin menebal,tidak lama
kemudian tim pesawat memberitahu bahwa kita semua tidak dapat mendarat di bandara Pontianak dan pesawat
yang kami naiki tersebut memutar ke bandara batam, Setelah tiba disana langsung
mengisi bahan bakar pesawat dan tidak lama kemudian kami mendapat kabar bahwa
cuaca di pontianak sudah membaik, dan kami pun kembali terbang ke Pontianak.
Setibanya disana saya dijemput oleh bibi, saat di perjalanan pulang bibi selalu
minta cerita bagaimana pengalamanku di tanah jawa. Setelah sampai dirumah
betapa terkejutnya saya keluarga begitu ramai menyambut kedatangan saya. Raut
wajah antara sedih dan senang terlihat dari ibu saya.
Setelah
di kampung ternyata apa yang dilakukan oleh abang saya tahun kemarin setelah
pulang dari pondok kini saya dapat melakukan hal yang sama dan keluarga pun
senang melihat saya yang sekarang rajin solat dan mengaji .
Tiga
hari liburan saya pun berlalu tiba-tiba mendengar berita bahwa kakek di kampung
sedang koma, ayah dan ibu pun bergegas pulang ke kampung ternyata setelah tiga
hari mengalami komanya, kakek pun meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Kami
sangat sedih ketika itu dan juga ujian bagi saya untuk pulang lagi ke pondok,
akan tetapi ibu memaksa saya untuk tetap pergi ke pondok lagi. Satu bulan pun
telah berlalu dan saat itu waktunya saya pulang
ke SMKK ADA. Dengan berat hati saya tetap berangkat , dan setibanya di
SMK kami kembali bertemu dan saling menceritakan apa yang dilakukan saat
liburan dirumah.
Dan
pada saat ini kami telah memasuki tahun ajaran yang ke dua di SMK ADA dan
kembali normal seperti biasanya kami
mengaji dan terus belajar saat di SMK inilah pengalaman saya bertambah
luas bahwa akan pentingnya agama pada diri kita dan saya merasa sangat-sangat
senang masuk di SMK ini.Tidak hanya mendapatkan pelajaran formal pelajaran
untuk menuntun kita ke akhirat kelak.
Mungkin
sampai dulu yang dapat saya ceritakan pesan dan kesan saya, teruslah belajar hingga akhir hayatmu
jangan menyerah apalagi putus asa atas apa yang terjadi, yakin dan ingat lah
setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan dibalik kesulitan pasti ada
kemudahan. Berdoalah selalu kepada Allah SWT. Cukup sekian dan terimakasih.
Assalamu'alaikum wr wb.
Penulis
Arief Budiman
Posting Komentar