MELINTASI GELAPNYA MALAM UNTUK MENIKMATI INDAHNYA FAJAR



MELINTASI GELAPNYA MALAM

UNTUK MENIKMATI INDAHNYA FAJAR

Karya dari : Fillah Alvarisqi N

 

Assalamualaikum wr.wb.

            Perkenalkana namaku Fillah Alvarisqi Nugraha, aku anak pertama dari 3 bersaudara dan aku menulis cerita ini ketika umurku menginjak 17 tahun. Aku sayang orangtuaku dan begitu juga sebaliknya orangtuaku juga sayang aku. Aku tinggal di lereng Gunung Lawu yaitu berada  di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten karanganyar, Provinsi Jawa tengah.

            Disini aku akan menceritakan bagaimana kisahku dari awal perjuangan mondok hingga sekarang ini. Awal aku pengin masuk pondok itu ketika saudara-saudaraku mengajakku untuk mondok, dan itu memang keinginan mondok itu murni dari diriku sendiri bukan dari keinginan orangtua. yaa… orang tua aku juga mendukungku untuk mondok. Dan ketika aku kelas 6 SD, aku sudah diajak orangtua ku untuk survei pondok yang akan aku masuki nanti. Nah, aku pun mengusulkan untuk ikut saudara-saudaraku ke Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki. Tapi berhubung ekonomi keluargaku yang pas pasan, maka aku tidak dimasukan ke pondok itu bareng saudara-saudaraku.

            Tapi, aku tidak tahu kalau orangtuaku telah mempersiapkan pilihan kedua kalau pilihanku ini tidak cocok. Dan aku ditawarkan untuk masuk ke Pondok Pesantren Daarul Qur’an, Sukoharjo. Yaa…aku ngikut aja usulan yang diberikan oleh orang tuaku tersebut, maklumlah kalau dulu itu aku tidak tahu apa-apa tentang Pondok Pesantren, makanya aku ngikut saja apa yang telah orang tuaku pilihkan itu. Oh iyaa… aku masuk pondok itu waktu aku kelas 1 SMP. Jadi aku mulai mondok itu semenjak lulus SD.

            Dan disinilah aku memulai perjuangan untuk bagaimana bisa bertahan tanpa bimbingan dari orang tua dan bagaimana bisa mencetak karakter yang diinginkan oleh orang tuaku. Aku mulai cerita ini dari saat aku datang pertama di pondok ini. Aku berangkat diantar oleh kedua orang tuaku, perjalanan dari rumah ke pondok itu hanya menghabiskan waktu setengah jam. Dan disitu aku yang deg-degan kurang percaya diri atas pilihanku untuk masuk pondok tersebut, padahal keinginan mondokku itu sangat besar.

            Maka ketika aku ditinggal orang tuaku pulang, disitu aku tidak kenal siapa-siapa, hanya bertemankan kesepian. Aku disitu seperti kebanyakan orang kalau hadir di suasana baru, teman baru, lingkungan baru, semuanya baru. Tapi dengan mudahnya aku untuk akrab sama orang, aku memiliki banyak teman, bahkan satu pondok itu aku kenal semua. Dan mulai dari pondok ini aku belajara banyak hal, mulai dari pelajaran dasar nahwu shorrof hingga pelajaran kitab-kitab dasar. Dan aku belajar hadroh juga dari pondok ini, hingga saat ini aku masih menguasai bidang tersebut.


 

            Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Begitu tak terasa 3 tahun sudah aku lewati di pondok ini. Senang, sedih, sudah kujalani semua yang kini hanya menyisakan kenangan yang indah untuk disimpan kedalam memori ingatan. Singkat saja aku menceritakan kisah hidupku di SMP Daarul Qur’an Sukoharjo. Karena inti dari aku menulis cerita ini adalah bagian jenjang selanjutnya yaitu ketika aku masuk ke SMK Al Qur’an dan Dakwah Alam. Dari sini aku akan menulis kisah kasih ku disekolah ini, suka dan duka yang akan aku lewati.

            Setelah lulus SMP di Pondok Daarul Qur’an, aku disarankan oleh kakak kelasku untuk nerusin kepondok API, Magelang. Aku pun tertarik dan kuceritakan ke orang tuaku, orang tuaku pun menyetujui hal tersebut dan segera mencarikan informasinya pondok tersebut. Tapi ternyata orang tuaku itu penginnya aku mondok sambil sekolah. Memang sih ada sekolah di pondok tersebut, nama sekolahnya MA Syubbanul Wathon. Dan ketika mengetahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekolah disitu lumayan besar, maka orang tuaku memutuskan untuk mencarikannya yang lain. Kami musyawarah dan berdasarkan usulan dari ketua takmir masjidku untuk masuk ke SMK ADA, Krincing, Secang, Magelang.

            Pertama kali aku mendengar nama sekolahnya itu jadi timbul banyak pertanyaan didalam hati “SMK ADA? opo iki, kok koyo ngene jeneng sekolah e? sekolah opo jane ki” ( SMK ADA? Apa ini,kok seperti ini nama sekolahnya? Sekolah apa ini) tapi setelah dijelaskan oleh ketua takmirku itu, ternyata ADA itu diambil dari kata Al-Qur’an dan Dakwah Alam. Awalnya aku kurang setuju karena aku tidak mengetahui asal usul sekolah tersebut, pokoknya aku itu penginnya mencari pondok yang satu pikiran denganku yaitu pondok salaf NU. Tapi ayahku terus meyakinkaku untuk mencoba dulu apa yang telah dipilihkan.

            Ayahku juga pernah bilang ke aku Ngko nek meh mlebu rono neng sekolah kui, koe ngko dikon metu sek 40 dino” (nanti kalo mau masuk ke sekolah itu, kamu disuruh keluar dulu 40 hari). Dari situ aku mikir “metu 40 dino, po meh liburan sek yo, lumayan 40 dino liburan” (keluar 40 hari, apa mau liburan dulu ya, lumayan lah 40 hari liburan). Karena hal itulah aku mulai tertarik dengan SMK ADA ini. Tapi ketika sudah datang ke SMK, dan sudah ikut program, aku mulai bertanya- tanya dalam hati “Lah jarene metu sek 40 dino?” (lah katanya keluar dulu 40 hari?) setelah itu aku langsung tanyakan kepada ustadzku dan ternyata dipending dulu gara- gara masih pandemic corona.

           Dan Ketika aku mengikuti program yang dijalankan, aku merasa aneh. Yang awal mulanya aku di Pondok Salaf sekarang pindah ke Pondok Dakwah yang masih serasa asing bagiku. Dan ketika perkenalan, aku menemukan teman se frekeuensi , yang dia dulunya juga di Pondok Salaf dan masih satu Yayasan juga sama pondokku dulu. Dia sempet bilang ke aku “Eh fill… ketoke ki awak dewe salah server nda, mlebu SMK iki” (eh fill… kayaknya kita salah server deh , masuk SMK ini). Memang kami berdua baru kenal dakwah di SMK ini, yang dulunya tidak mengetahui apa itu khuruj, apa itu jaulah, iman yaqin, dll. Dan kami juga baru merasakan suasana dakwah yang ternyata kita itu diajarkan tentang bagaimana menambah iman kita dan itu aku masih menunggu kapan keluar 40 harinya -saat itu belom tau kalu keluar 40 harinya itu untuk dakwah.

Waktu tidak terasa, sudah setahun berjalan. Alhamdulillah Allah masih betahkan untuk melanjutkan di SMK ini. Dan karena ada suatu masalah yang sedang melanda, aku sempet punya niatan untuk berhenti untuk belajar di SMK ADA ini dan pindah ke Pondok untuk mengambil pelajaran kitab. Saat itu aku kelas 11 pertengahan, Ketika aku sampaikan niatanku itu ke orangtuaku  untuk berhenti belajar di SMK ADA dan pindah kepondok untuk mengambil pelajaran kitab, maka orang tuaku langsung menolaknya dan menyuruhku untuk terus bertahan di SMK sampai selesai dan baru boleh pindah ke pondok setelah lulus nanti. Padahal aku sudah tidak betah di SMK, dan aku pun juga sudah meminta pindah berkali- kali, tapi orang tuaku tetap saja menolaknya dan terus diberikan nasihat dari orang tuaku untuk terus bertahan. Kata orang tuaku “Lebih baik bertahan dengan suasana yang lama dari pada pindah untuk bertemu dengan suasana yang baru”

Dengan bakat yang aku pelajari dulu di SMP, di SMK ini aku kembangkan bakatku yaitu dengan mengikuti ekstrakulikuler hadroh yang dulu dibimbing oleh Ust. Zakariya Lampung dan sekarang diganti oleh Ust. Azka dari Sukabumi. Dan dengan kedatangan kami berdua yang aku ceritakan diatas maka Ust. Zakariya memutuskan untuk langsung membuat grup hadroh yang Namanya Sahaliyah Arobiyah atas usulan dari temanku dan berhubung nama Sahaliyah Arobiyah  itu mengundang sebuah kontroversi, maka kami pun mengubah nama grup tersebut menjadi Asysyifaul Qulub. Ketika setiap akhir tahun pembelajaran, kami banyak diundang untuk mengisi acara akhir tahunan di Pondok, dan itu adalah pengalaman pertama untuk naik panggung bersama tim hadroh.

Dan di kelas 11 ini ada kabar bahwa kami akan dikeluarkan untuk keluar 40 hari. Ketika aku mendengar kabar tersebut, aku langsung senang dan sudah tidak sabar lagi untuk ceppat- cepat keluar 40 hari, “Asek… ameh metu 40 dino iki, dolan sepuas e” (asyik mau keluar 40 hari nih, main sepuas nya) batinku. Ketika akan berangkat, kami 50 an orang dengan kendaraan bus yang tanggung, kalau dipikir bus tanggung itu  memang tidak muat untuk menampung siswa yang berjumlah 50 an tersebut, tapi Kepala Sekolah kami (Pak Puji Raharjo dulu, kalau sekarang Pak Prima Arianto) memesankan bus satu lagi agar bisa muat semuanya. Dan Ketika sampai tujuan dan berhenti di Masjid, kukira kami mampir sholat dulu, eh ternyata sudah sampai tujuannya. Aku tanya ustadzku dan ternyata kami itu keluar 40 harinya untuk dakwah. Sebenarnya agak menyesal juga karena kukira keluar 40 harinya itu untuk liburan dan ternyata malah keluar untuk dakwah keliling ke Masjid- Masjid. Tapi Ketika berjalan programnya, ternyata tidak seburuk yang aku kira, menyenangkan malah. Banyak ketemu orang baru, pengalaman baru, dan setelah 40 hari berjalan, aku lebih berani untuk berbicara di depan umum. Itu adalah kesan pertama kali aku untuk ikut dakwah, dan itu masih masa- masanya corona, maka tak heran juga kalau kami pernah sempet diusir, ditolak mentah- mentah, dicaci, sampai- sampai difitnah kalau teman kami ada yang kena positif corona.

Dengan dakwah ini juga aku bisa kenal banyak orang, mulai dari Sabang sampai Merauke. Dan Ketika naik ke kelas 12, kami pun disuruh untuk keluar 40 hari lagi. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompok itu ada 4 orang. Kami berempat dikirim lagi untuk dakwah ke Solo dan bergabung dengan bapak- bapak yang juga sedang melakukan dakwah juga. Setelah selesai 40 harinya, aku dan teman- teman Kembali menuju SMK dan mengikuti program SMK seperti biasanya lagi. Aku bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orangtuaku yang mana telah memotivasiku untuk tetap bertahan di SMK dan memiliki banyak cerita indah, suka dan duka, semuanya bercampur menjadi sebuah kenangan.

Mungkin itu saja karya tulis yang telah aku buat ini, maaf kalau aku belum menceritakan kisahku, tentang ada apa di kelas 12 ini, karena aku membuat cerita ini ketika aku masih belajar disini. Sekali lagi terima kasih kepada orangtua, guru dan orang yang telah mendoakanku dari jauh yang semoga semuanya dapat perlindungan-Nya. Dan untuk segenap teman- teman juga, aku berterima kasih karena kalian juga ikut andil dalam mewarnai kehidupan ini dan bersama- sama kita melewati rintangan, pahit-manisnya kehidupan di SMK ADA ini. Semoga kalian tercapai mimpi yang selalu kalian ceritakan kepadaku. Dan kepada orang tua, guru dan para Asatidz SMK ADA yang juga ikut andil dalam membimbingku, dan kepada seluruh teman seperjuangan sekali lagi dan lagi aku ucapkan terima kasih yang sebanyak- banyaknya. Ada salahnya itu dari diri pribadi karena kebenaran hanya milik Allah SWT.  Wassalamualaikum.wr.wb

 

“Allah SWT tidak berniat untuk menutupi jalan kita untuk mencapai tujuan.

Hanya saja, Allah SWT itu hanya memberikan jalan yang sedikit berliku,agar kita memiliki cerita indah tentang perjuangan”

-Santri kontemporer-

 

 

 

Posting Komentar

Copyright © SMK ADA. Designed by OddThemes